Tanah Aluvial Jakenan
Oleh: Miftakur Rochman Jakenan, Pati, Jawa Tengah – Hamparan sawah menghijau mendominasi lanskap Jakenan. Di sinilah denyut nadi ekonomi masyarakat berdetak, bertumpu pada tanah aluvial yang subur. Namun, di balik berkah padi yang melimpah, tersembunyi tantangan laten: banjir dan kemarau. Tanah aluvial, hasil endapan dan pelapukan batuan, menjadi tumpuan hidup mayoritas warga Jakenan. Dua kali setahun, sawah-sawah ini menghasilkan padi, sumber pangan utama. Namun, berbeda dengan tanah vulkanis yang kaya humus, tanah aluvial di Jakenan minim lapisan organik. Akibatnya, tanah mudah padat, kurang berpori, dan cepat jenuh air. “Kalau hujan deras, sawah langsung tergenang. Padi bisa roboh atau diserang wereng,” ujar seorang petani di Desa Tambahmulyo. Banjir bukan hanya ancaman gagal panen, tetapi juga kerugian ekonomi yang signifikan. Saat kemarau tiba, masalah lain muncul: kelangkaan air. Sumur-sumur mengering, memaksa petani beralih ke tanaman yang kurang menguntungkan seperti kacang, at...